
HUNTER NEWS INHU – Prestasi kontingen Indragiri Hulu (Inhu) pada MTQ tingkat Provinsi Riau di Bengkalis pekan lalu jadi sorotan masyarakat. Karena prestasi kontingen Inhu berada pada Rangking ke 12 dari Kabupaten di Se Provinsi Riau.
Tanah Indragiri sebuah wilayah bersejarah yang dulu menjadi pusat peradaban Islam dan kejayaan Kesultanan Melayu Indragiri — saya merasa terluka secara batin dan kecewa mendalam melihat kenyataan pahit yang menimpa Indragiri Hulu (Inhu) dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-43 Tingkat Provinsi Riau Tahun 2025 yang digelar di Kabupaten Bengkalis. (07 Juli 2025)
Kabupaten Indragiri Hulu — tanah yang menjadi sumbu awal penyebaran Islam dan penjaga nilai-nilai luhur budaya Melayu Riau bagian pedalaman — justru harus menanggung aib dengan menempati peringkat terbawah dari 12 kabupaten/kota, hanya meraih skor 94. Posisi ini memalukan, karena bahkan kabupaten pemekaran yang lebih muda pun mampu menyalip capaiannya.
Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele. Ini bukan sekadar kegagalan teknis dalam satu perlombaan keagamaan, melainkan indikasi kuat atas kemunduran sistemik dalam pembinaan keagamaan, pendidikan Al-Qur’an, dan pelestarian budaya spiritual Islam di Inhu.
Masyarakat berharap bahwa Bupati Ade Agus Hartanto dan Wakil Bupati Hendrizal tidak bisa lepas tangan dan bersembunyi di balik retorika perubahan. Mereka harus bertanggung jawab atas kemerosotan ini. Sebab, MTQ bukan sekadar ajang perlombaan—ini adalah simbol keberpihakan pemerintah terhadap pembangunan mental, spiritual, dan identitas keislaman masyarakat.
Jika pimpinan daerah tidak mampu membawa martabat Inhu kembali ke tempat yang semestinya, maka mereka harus berani membuka ruang evaluasi publik yang jujur, transparan, dan tidak basa-basi.
Tak cukup sekadar minta maaf atau memberikan klarifikasi. Yang dibutuhkan adalah langkah nyata dan komitmen politik yang berpihak pada penguatan lembaga-lembaga keagamaan seperti LPTQ, Pondok Pesantren, dan Madrasah, serta Pembinaan generasi muda Qur’ani.
Saya mengajak seluruh komponen masyarakat Indragiri Hulu — Datok Datok, Datin Datin, para Ulama, Ninik Mamak, Cendekiawan, Guru Agama, Pemuda, dan Kaum Aktivis — untuk tidak tinggal diam. Mari kita bersuara, bergerak, dan mengambil peran. Kita tidak boleh membiarkan tanah warisan nenek moyang ini terus terperosok ke jurang kehinaan akibat kelalaian kita bersama.
Menanggapi keperosoan Utusan Inhu di ajang MTQ Tingkat Provinsi di Kabupaten Bengkalis, Isroihan Iskandar S.Ag, Mubalik Muda Pasirpenyu berpendapat dalam perosesi kegiatan atau perlombaan pasti ada kalah dan menang hal itu sudah pasti, sebutnya Inhu sudah beberapa kali mengikuti MTQ tingkat Provinsi peserta Inhu selalu tidak siap. Mereka sudah kalah sebelum bertanding. Hanya ada beberapa cabang tilawah yang dapat juara. Cabang lain memang jauh tertinggal dibandingkan kabupaten lain.
Kedepan disarankan para pemangku kebijakan harus mempersiapkan sarana Ruang belajar mengaji nanti dari situlah bisa bibit bibit Qori dan Qoriah yang bakal diutus untuk menjadi Kalifah, menyorot kurangnya pembinaan yang dilakukan pihak terkait.
“Kita sibuk kalau waktu MTQ sudah diambang pintu. Seharusnya bibit yang ada dibina minimal setahun. Mereka dilatih dan dikarantina,” Tegasnya.
Berharap Bupati Inhu Pak Ade Agus Hartanto bisa mendukung tergantung dana dan kemauan Pemda Inhu. Kalau pemda mau pihak perusahaan yang ada bisa diminta untuk membantu pengembangan MTQ di daerah ini. Mulai dari Desa, Kelurahan dan Kecamatan. Ungkapnya.
Tempat terpisah Muntasir, warga Airmolek di Pekanbaru dengan tegas menyatakan memang pembinaan itu yang kurang. Bagaimana bisa berprestasi kalau yang ikut tidak pernah ada pembinaan. Padahal dari tingkat kecamatan, kabupaten sudah mengikuti MTQ. Namun berlomba tingkat provinsi langsung tidak bisa berbuat.
Menurut Muntasir, MTQ hanya perayaan. Bukan mencari bibit yang bisa untuk mencari berprestasi. Hanya sedikit tempat pembinaan peserta. Itupun karena orang tua mereka pernah juara MTQ .
Tapi bagi mereka yang ingin tampil dengan bakat alam tentu perlu pelatih yang mengajar. Ini yang belum terkoordinasi dengan baik. Semoga pemerintahan Bupati Inhu yang baru bisa meningkatkan prestasi.
Selanjutnya H Umar Dulis, M.PdI, dewan hakim dari Inhu menambahkan hal yang sama. Selain mencari bibit memang perlu pembinaan pada peserta. Tidak bisa kita biarkan mereka hanya berlatih dengan apa adanya.
“Umar berharap ini jadi perhatian Bupati Inhu Ade Agus Hartanto kedepan. Mari dihidupkan kembali LPTQ di Inhu. Apa program yang dibuat dibicarakan dengan Pemda Inhu,” Ujarnya.
Ketum Lembaga Pendidikan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kabupaten Inhu DR.H.SYahril.S.Ag.MH dikonfirmasi diruang kerjanya Kemenag Inhu mengatakan
Kami akan lakukan pembinaan terbaik kedepannya, Pak bupati tetap mendukung penuh apapun program terbaik dari LPTQ Inhu.
Sebut Ketum LPTQ Inhu yang menjabat Kasi PD Pontren Kemenag Inhu itu, SK LPTQ Inhu baru di terima nya tanggal 14 Maret 2025 .pada bulan Ramadhan.Sementara peserta MTQ kita sudah didaftarkan pada awal bulan Pebruari 2025.
Waktu masa bekerja LPTQ Inhu cukup singkat untuk membuat gerakan pembinaan yang maksimal terhadap peserta kita.
“Insyaallah kita punya waktu yang cukup panjang untuk mempersiapkan di MTQ provinsi Riau pada tahun 2026 di Kabupaten Kuansing. Mohon doa dan support Masyarakat Inhu agar LPTQ Inhu bisa bekerja secara maximal,” Pungkas Ketum LPTQ Inhu. (Editor).